SURABAYA-Pemilihan Wali Kota Surabaya mulai memasuki babak baru yang menentukan, yakni penyerahan rekom partai. Dari sejumlah kandidat cal...
SURABAYA-Pemilihan Wali Kota Surabaya mulai memasuki babak baru yang menentukan, yakni penyerahan rekom partai. Dari sejumlah kandidat calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Lia Istifhama salah satu yang sudah running.
Koordinator Forum Aktivis Milenial (FAM), Zainuddin menilai dari sejumlah kandidat yang telah running di Pilwali Surabaya dan telah daftar di partai politik maupun lewat jalur perseorangan (independen), hanya Lia Istifhama yang paling menarik.
"Kandidat yang paling menarik ya Ning Lia. Ini cawali terayu. Pokoe gak onok maneh calon walikota sing ayu selain Ning Lia," tegas pria yang akrab disapa Jay itu, Jumat (3/1).
Mantan Ketua Umum PKC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur ini mengaku sudah lama mengenal sosok Lia Istifhama. Putri KH. Masykur Hasyim itu dimata Zainuddin adalah sosok yang aktif dan ringan tangan.
Karena itu, ia tak heran kalau Ning Lia dikelilingi banyak relawan. Menurut kader Ansor tersebut, hal itu menjadi modal besar Lia untuk maju dalam kontestasi Pilwali Surabaya.
"Ning Lia itu saya kenal sejak lama sebagai orang yang aktif diberbagai organisasi. Tak heran jaringannya luas, relawannya pun banyak. Itu modal sosial dia sebagai seorang pemimpin," ujar Zainuddin.
Terpisah, Lia mengungkapkan pihaknya tetap optimis menyongsong Pilwali Surabaya 2020. Terbukti, ia bersama relawan terus bergerak melakukan sosialisasi promgam Nawatirta dan penyapaan kepada masyarakat.
"Alhamdulillah, saya masih optimis. Politik hawa nya memang mudah panas, tapi hati dan pikiran harus tetap adem. Ketika kita sedang berproses dalam suatu politik, maka dijalani dengan niat-niat positif. Hal ini menjadi kunci agar kita memiliki optimisme yang baik, asal jangan sampai jadi ambisi," tandasnya.
Terkait kans mendapat rekom, Dosen yang baru saja dideklarasikan oleh 38 relawan sebagai satu-satunya cawali perempuan ini, justru mengungkapkan kepercayaan dirinya.
"Bismillah, kita ada target besar. Bahwa 2020 menjadi tahunnya nawa tirta. Kalau sudah begini, maka siapa pencetusnya insya allah namanya akan tertulis di kertas suara pada September mendatang. Aamiin", jelasnya dengan senyum percaya diri.
Meski tidak eksplisit secara lugas menyebut rekom, tapi jawaban Ibu dua anak tersebut menujukkan optimisnya. Adapun nawatirta sendiri adalah yang dicetusnya pada 9 september 2019 silam.
Nawatirta merangkum 9 poin program untuk Surabaya yang disebutnya dalam sebuah singkatan dengan istilah Suroboyoan. Diantaranya: semanggi (semangat membangun kota religi), seduluran (jaga sejarah dan budaya leluhur suroboyoan), serta mbecak (mengurangi beban kemacetan dan mewujudkan budaya aman berkendara). (dir)
Koordinator Forum Aktivis Milenial (FAM), Zainuddin menilai dari sejumlah kandidat yang telah running di Pilwali Surabaya dan telah daftar di partai politik maupun lewat jalur perseorangan (independen), hanya Lia Istifhama yang paling menarik.
"Kandidat yang paling menarik ya Ning Lia. Ini cawali terayu. Pokoe gak onok maneh calon walikota sing ayu selain Ning Lia," tegas pria yang akrab disapa Jay itu, Jumat (3/1).
Mantan Ketua Umum PKC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur ini mengaku sudah lama mengenal sosok Lia Istifhama. Putri KH. Masykur Hasyim itu dimata Zainuddin adalah sosok yang aktif dan ringan tangan.
Karena itu, ia tak heran kalau Ning Lia dikelilingi banyak relawan. Menurut kader Ansor tersebut, hal itu menjadi modal besar Lia untuk maju dalam kontestasi Pilwali Surabaya.
"Ning Lia itu saya kenal sejak lama sebagai orang yang aktif diberbagai organisasi. Tak heran jaringannya luas, relawannya pun banyak. Itu modal sosial dia sebagai seorang pemimpin," ujar Zainuddin.
Terpisah, Lia mengungkapkan pihaknya tetap optimis menyongsong Pilwali Surabaya 2020. Terbukti, ia bersama relawan terus bergerak melakukan sosialisasi promgam Nawatirta dan penyapaan kepada masyarakat.
"Alhamdulillah, saya masih optimis. Politik hawa nya memang mudah panas, tapi hati dan pikiran harus tetap adem. Ketika kita sedang berproses dalam suatu politik, maka dijalani dengan niat-niat positif. Hal ini menjadi kunci agar kita memiliki optimisme yang baik, asal jangan sampai jadi ambisi," tandasnya.
Terkait kans mendapat rekom, Dosen yang baru saja dideklarasikan oleh 38 relawan sebagai satu-satunya cawali perempuan ini, justru mengungkapkan kepercayaan dirinya.
"Bismillah, kita ada target besar. Bahwa 2020 menjadi tahunnya nawa tirta. Kalau sudah begini, maka siapa pencetusnya insya allah namanya akan tertulis di kertas suara pada September mendatang. Aamiin", jelasnya dengan senyum percaya diri.
Meski tidak eksplisit secara lugas menyebut rekom, tapi jawaban Ibu dua anak tersebut menujukkan optimisnya. Adapun nawatirta sendiri adalah yang dicetusnya pada 9 september 2019 silam.
Nawatirta merangkum 9 poin program untuk Surabaya yang disebutnya dalam sebuah singkatan dengan istilah Suroboyoan. Diantaranya: semanggi (semangat membangun kota religi), seduluran (jaga sejarah dan budaya leluhur suroboyoan), serta mbecak (mengurangi beban kemacetan dan mewujudkan budaya aman berkendara). (dir)
COMMENTS