SURABAYA-Pemilihan langsung Wali Kota (Pilwali) Surabaya tinggal setahun lagi, Tri Rismaharini (Risma) wali kota saat ini dipastikan t...
Salah satu figur potensial di Pilwali Surabaya adalah sosok Lia Istifhama. Kader Fatayat NU Jawa Timur itu ramai diperbincangkan di media sosial (medsos). Di sejumlah polling online sosok Lia juga selalu masuk deretan 3 besar.
Terbaru, sosok Lia Istifhama muncul dalam bentuk poster Ning CERIA di arena car free day (CFD) di kawasan Jalan Raya Darmo. Poster Ning Ceria itu dibawa oleh komunitas aerobik. Ceria singkatan dari Cantik, Energik, Religius, Intelektual dan Amanah.
Saat dikonfirmasi, Lia mengakui terkejut dengan beredarnya poster dirinya di arena car free day. Menurutnya, itu adalah inisiatif simpatisan yang mendorong dirinya berkiprah dalam Pilwali Surabaya 2020. Ia juga kaget mendapati sejumlah posternya bertebaran di wilayah Kecamatan Bulak.
“Poster-poster itu inisiatif dari para simpatisan dan relawan yang bergerak spontan. Saya juga baru tahu setelah ramai di medsos. Yah, saya dalam posisi tidak bisa menolak apalagi melarang karena semua dibiayai mereka sendiri,” ujar Ketua III STAI Taruna Surabaya itu, Minggu (14/7).
Semifinalis Ning Surabaya 2006 ini mengungkapkan, pihaknya memilih bersikap pasif terhadap dorongan banyak pihak yang menginginkan ia maju dalam kontestasi Pilwali Kota Surabaya. Menurutnya, meskipun ia bukan orang baru dalam bidang politik. Namun banyak pertimbangan dan rumus yang harus dihitung untuk mengambil keputusan melangkah dalam kompetisi sebesar Pilwali Surabaya.
Putri politisi senior PPP, KH. Masjkur Hasjim ini membantah kalau dirinya tidak maju sebagai calon anggota legislatif (Caleg) pada Pemilu 2019 bukan karena sengaja mempersiapkan diri untuk maju Pilwali Surabaya 2020.
Menurutnya, ia memutuskan untuk tidak maju caleg untuk menjaga persahabatan dan hubungan baik dengan para relawan Khofifah-Emil di Pilgub 2019. Pasalnya, banyak relawan yang maju sebagai caleg dan banyak yang berasal dari PPP, partai yang pernah dipimpin orangtuanya.
"Pada pemilu 2009 dan 2014 saya memang maju sebagai caleg dari PPP. Kalau pemilu 2019 saya tidak nyaleg bukan karena ingin fokus maju pilwali Surabaya. Saya tidak ingin bersaing dengan para relawan di pilgub yang banyak maju sebagai caleg. Apalagi kami berproses sangat intensif saat pilgub. Prinsip saya kalau tidak bisa membantu, minimal tidak bersaing dengan sesama teman,” pungkas perempuan bergelar Doktor tersebut. (dir)
COMMENTS