SURABAYA-Layanan kesehatan di Kota Surabaya semakin berkembang pesat. Salah satunya di bidang kesehatan mata. Kali ini, National Lasik Cente...
SURABAYA-Layanan kesehatan di Kota Surabaya semakin berkembang pesat. Salah satunya di bidang kesehatan mata. Kali ini, National Lasik Center (NLC) bakal hadir dengan ditandai peletakan batu pertama gedungnya di Jalan Ir. Soekarno-Merr Surabaya, Minggu (4/11).
NLC adalah sebuah pusat layanan laser vision correction atau lazim dikenal sebagai lasik, dengan teknologi terbaru dan tercanggih. Acara yang dihadiri oleh Ketua Persatuan Dokter Mata Indonesia (PERDAMI) Jawa Timur, dr. Wimbo Sasongko SpM-KVR, diharapkan mampu membangun kualitas kesehatan mata masyatakat.
Wimbo mengatakan, bahwa pembangunan NLC memang dibutuhkan oleh masyarakat sekarang ini. Hal tersebut dikarenakan Kota Surabaya merupakan pusat rujukan kesehatan dari seluruh Indonesia bagian timur dengan populasi masyarakat cukup besar.
"Saya kira pantas kalau ada NLC di sini (Surabaya, red). Karena Surabaya menjadi pusat rujukan dari seluruh Indonesia, khususnya bagian timur," katanya disela sambutannya.
Pihaknya pun tidak bisa memungkiri bahwa kemajuan teknologi semakin menunjukkan kemajuan. Khususnya di bidang teknologi kedokteran. Hal ini dirasa penting oleh dr Wimbo, mengingat negara-negara tetangga sudah mulai mengembangkan layanan medis berbasis teknologi.
"Kami selaku Ketua PERDAMI Jatim berharap masyarakat Indonesia lebih memilih berobat ke dokter mata di Indonesia. Jadi tidaklah perlu berobat sampai ke luar negeri. Di Surabaya sudah bisa," jelasnya.
Sementara, CEO NLC, dr. Imam Tiharyo SpM(K) menjelaskan, pengembangan NLC ini merupakan upaya inovasi layanan lasik. Dari sisi teknologi, kata dia, NLC menggunakan metode ReLEx SMILE yakni teknologi terbaru dalam lasik.
"Di Indonesia, baru rumah sakit mata di Jakarta yang sudah menggunakan teknologi generasi ke tiga ini," ungkapnya.
Ia menerangkan, didirikannya NLC di Surabaya ini demi menyesuaikan layanan kesehatan mata dengan perkembangan zaman, di mana layanan NLC berbasis digital. Lebih dari itu, lanjut dr Imam, NLC juga dikembangkan bukan sekadar klinik lasik, tapi juga sebagai wadah edukasi kesehatan mata masyarakat.
"Bagi dokter spesialis mata, NLC ke depan juga sebagai pusat peningkatan kapasitas keahlian dan research center," imbuhnya.
Imam menyambut baik bergabungnya tidak kurang dari 25 dokter spesialis mata di NLC. Mereka berasal dari beberapa daerah di Jatim, Jateng, Jabar bahkan Bali. "Saya pikir ini model kerja sama sinergis yang konstrukrif," lanjutnya.
Terkait teknologi dan konsep layanan yang digunakan, dr Imam menyebut NLC dikembangkan berbasis profesionalitas dan teknologi tinggi.
"Tapi layanannya harus human touch dan mengedepankan edukasi. Konsepnya mesti homy dan ramah. Visi besarnya ingin ikut berkontribusi untuk membangun kualitas kesehatan mata dan kesempurnaan hidup masyarakat," pungkasnya. (gus)
COMMENTS