JOMBANG - Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, KH Djamaludin Ahmad, sosok Kyai Kharismatik yang mengajarkan kajian kitab Al Hikam karya Syekh ...
JOMBANG - Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, KH Djamaludin Ahmad, sosok Kyai Kharismatik yang mengajarkan kajian kitab Al Hikam karya Syekh Ibnu Athoillah dan banyak kitab kuning lainnya meninggal dunia, pada Kamis 24 Februari 2022 atau 23 Rojab 1443 Hijriah.
Semasa hidup, Kyai yang dikenal santun ini dikenal santun mewarnai akhlak puluhan ribu santrinya, begitu beliau melaksanakan syiar dakwah di dunia ini, Ia merupakan ulama yang begitu luwes ilmunya.
Kajian Kitab Al Hikam yang disampaikan oleh Kyai Djamal, begitu biasanya beliau dipanggil terasa menyentuh kalbu sampai di rasa. Jamaah yang menghadiri majelis Ilmunya jumlahnya mencapai ribuan.
Mereka mengikuti pengajian dengan penuh perhatian, takdzim dan nyemak. Untaian kalimat yang beliau sampaikan dengan suara lembut, teratur, dan memiliki makna sangat dalam.
Ada yang mengatakan, jika Kitab Al Hikam yang kajiannya disampaikan ulama dari Thariqah Sadziliyah, terasa sampai di hati. Itu karena, Syeikh Athailah As sakandariy, penyusun Kitab Al Hikam adalah cucu murid Syeikh Abi Hasan As-Sadzili.
Kyai Djamal adalah pengamal Thoriqoh Sadziliyah. Beliau berbaiat Thariqoh Sadziliyah kepada Al Maghfurllah KH. Abdul Jalil Mustaqim, di Pondok PETA (Pesulukan Thariqoh Agung), Tulungagung Jawa Timur.
Gemuruh duka cita mendalam sangat terasa hampir menyeluruh di akun media sosial group whatshapp alumni Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas. Hingga semua alumni membuat story mengabarkan Kyai Kharismatik yang disayangi ratusan ribu santri dan jamaah majelisnya ini kapundut, kembali ke hadirat Allah SWT.
KH Djamaludin Ahmad merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Al Muhibbin (Bumi Damai) Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang. Ia adalah menantu dari KH Abdul Fatah yang juga guru beliau sewaktu menjadi santri di Ponpes Tambakberas.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, kami santri Alumni Ponpes Bahrul Ulum, dan jamaah majelis Al Hikam berduka cita atas meninggalnya guru kami yang sangat kami cintai," kata, Ibnu Al Farabi salah satu santri Alumnus Bahrul Ulum, yang juga Wakil Sekretaris PC GP Ansor Jombang.
Ia mengungkapkan, beliau sosok yang santun dan berakhlak, guru panutan yang menjadi tauladan bagi santri dan jamaahnya. Kepedulian beliau terhadap segala persoalan umat dan memberikan pandangan sesuai ajaran agama, atas persoalan itu.
Hal yang sama, dituturkan Alumni Ponpes Bahrul Ulum, Ide Bagus Arief Setiawan, menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian beliau KH Djamaludin Ahmad, ulama kharismatik tersebut.
"Kami para santri yang sudah kembali ke masyarakat merasa sangat kehilangan. Karena bagi kami, Abah Yai Jamal adalah sosok pengasuh yang 'alim dan zuhud," kata Gus Ibas, demikian akrab dipanggil yang salah satu alumni dan saat ini kembali mengabdi di Kota Cirebon.
Direktur Lakspedam NU Cirebon ini mengatakan bahwa KH Djmaludin merupakam seorang guru ruhani yang ngayomi. Karena siapapun yang mesantren di Tambakberas, pasti merasa menjadi santrinya beliau. Itulah nuansa batin yg dirasakan oleh kami para alumni.
"Sugeng tindak Abah Yai, semoga kita semua diakui sebagai santrine panjenengan," tandas Gus Ide Bagus Arief yang juga Sekretaris DPC PKB Cirebon. (dir)
COMMENTS