SURABAYA-Rekom Pilwali Surabaya memang sudah tidak bisa berubah, yaitu head to head Machfud-Mujiaman dan Eri-Armuji. Namun bukan berarti lan...
SURABAYA-Rekom Pilwali Surabaya memang sudah tidak bisa berubah, yaitu head to head Machfud-Mujiaman dan Eri-Armuji. Namun bukan berarti langkah kandidat yang sempat running pilwali, akan terhenti total. Begitu yang disampaikan oleh Baihaki Siradj, salah satu peneliti yang sempat dua kali melakukan penelitian terkait Pilwali Surabaya.
"Sebenarnya, hasil survey kemarin melihat posisi Whisnu Sakti Buana (WS) dan Lia Istifhama sebagai kandidat yang kuat. Namun keduanya ternyata tidak mendapat rekom. Mengejutkan, memang. Tapi setidaknya, saya melihat potensi keduanya tetap memiliki peran strategis dalam pilwali ini. Sebagai contoh, Ning Lia. Jangan hanya dilihat basis relawannya, tapi kreatif dan kepedulian sosial yang selama ini melekat dalam pribadi Ning Lia," urai Direktur Eksekutif Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) itu, Minggu (20/9).
Dr. Lia Istifhama yang juga ketua Perempuan Tani HKTI Jatim angkat bicara. Lia mengaku mengawali proses ini dengan niat membangun silaturahmi. Dengan begitu, harapan saya sama. Yaitu, melihat siapa sih, sosok yang mau turun bersilaturahmi kepada warganya.
"Saya ini termasuk warga Surabaya dan saya bahagia tinggal di pemukiman padat selama ini", ujarnya. Saya ingin Surabaya kelak dipimpin orang yang asli merakyat. Dan saya yakin, siapa yang berpotensi lebih merakyat, pasti lebih potensi menang," imbuh perempuan yang akrab disapa Ning Lia itu.
Perempuan asli Wonocolo ini mengungkapkan, ia sejak awal tidak mau membebani siapapun dalam proses pilwali. Begitupun ketika rekom saat ini tidak ia dapatkan, pihaknya legowo legowo.
Terpenting, saat ini ia tidak membebani siapapun. Pihaknya berkomitmen bahwa relawan yang selama ini tulus membantu, jangan sampai terbebani keputusan politik dalam dukungan politik. Ia juga berkomitmen akan turun ke masyarakat terkait sosialisasi pilwali, jika itu harus dilakukan.
"Saya siap kok, jika harus turun ke masyarakat. Melakukan sosialisasi terkait Paslon tertentu. Itu bukan masalah, asal paslonnya sangat layak. Justru, saya bisa tetap menyapa masyarakat secara positif. Sekaligus mensosialisasikan hak pilih kepada masyarakat, agar mereka menggunakan hak pilih," pungkas putri almarhum KH. Masykur Hasyim tersebut. (dir)
COMMENTS