SURABAYA-Malam ini, Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Kota Surabaya menggelar pengajian umum “Kidung Munajat Rabiah Al Ad...
SURABAYA-Malam ini, Lembaga Seni
Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Kota Surabaya menggelar pengajian umum
“Kidung Munajat Rabiah Al Adawiyah” dalam rangka Harlah Lesbumi ke-56 di gedung HOOFDBESTUUR, kantor PCNU Surabaya.
Pengajian itu akan menampilkan KH. Achmad Muwafiq yang akrab disapa Gus Muwafiq
atau kiai gondrong dari Jogjakarta.
Gus Muwafiq ini memang
berpenampilan eksentrik bak seorang seniman, lengkap dengan rambut gondrongnya.
Demikian pula tutur katanya yang ceplas-ceplos dan penuh nuansa humor.
Namun dibalik sisi humorisnya, asisten pribadi Gus Dur saat menjadi Presiden RI
itu memiliki ilmu agama yang tinggi, sehingga ceramahnya selalu didukung ayat
Al Quran dan hadist shahih.
Ketua PC Lesbumi Kota Surabaya,
M. Hasyim Asy’ari mengungkapkan, saat ini banyak dai bagus di media sosial
maupun televisi. Tetapi banyak diantaranya yang isi ceramahnya tanpa disertai
latar belakang budaya dan sejarah Indonesia. Padahal Islam di Nusantara ini
punya ciri dan identitas tersendiri.
“Dari sekian banyak dai kondang
saat ini. Gus Muwafik ini satu dari sedikit yang mempunyai pemahaman agama yang
bagus disertai pemahaman sejarah dan budaya nusantara. Karena itu, kami
mengundang beliau untuk mengisi ceramah umum Selasa (20/3) malam,” tutur Hasyim.
Pria yang akrab disapa Cak Hasyim
ini menilai sosok Gus Muawafiq ini sangat dibutuhkan dalam era milenial saat
ini. Pasalnya, ceramahnya selalu disisipi tentang sejarah, baik dari jaman
Nabi-Nabi, masa Wali Songo hingga revolusi kemerdekaan sampai era milenial ini.
Hasyim melanjutkan, ceramahnya
pun dibawakan dengan santai dan jenaka sehingga membuat orang betah
mendengarkan berlama-lama. Sehingga tanpa disadari para jamaah telah belajar
tentang agama dan sejarah sekaligus.
“Pengajian Gus Muwafiq ini sering
disebut ngaji sejarah atau ngaji kebangsaan. Karena beliau selalu menanamkan
nilai-nilai Pancasila dan Nasionalisme. Ia tak hanya disukai jamaah pengajian
dengan jadwal ceramahnya yang padat, di media sosial pun pengikutnya banyak.
Karena itu, NU harus mencetak dai-dai muda sekaliber Gus Muwafiq agar bisa
menyebarkan nilai-nilai Islam Ahlussunah Wal Jamaah Ah Nahdliyah yang santun
dan menyejukkan,” imbuh Kasetma Satkorcab Banser Kota Surabaya ini. (dir)
COMMENTS